Semua RS Diminta Berhemat, NTB Kembali akan Terima Pasokan 46 Ton Oksigen

0
Lalu Herman Mahaputra (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) – NTB kembali akan menerima pasokan oksigen medis sebanyak 46 ton. Di tengah kondisi kenaikan kasus Covid-19, seluruh rumah sakit (RS) di NTB diminta untuk menghemat penggunaan oksigen.

Direktur RSUD NTB, dr. H. Lalu Herman Mahaputra, M. Kes., M.H., yang juga anggota Satgas Khusus Pengendalian Ketersediaan Oksigen Pemprov NTB menyebutkan, sebanyak 46 ton oksigen tersebut akan segera tiba di NTB. Dengan rincian, sebanyak 36 ton pasokan oksigen dari CV. Bayu Bangun Sakti (BBS) dan 10 ton dari Pemerintah Pusat.

‘’Insya Allah besok (hari ini) masuk 36 ton oksigen. Ada juga bantuan 10 ton dari pusat,’’  kata Dokter Jack, sapaan akrab Direktur RSUD NTB ini.

Meskipun stok oksigen bertambah banyak, ia mengingatkan tidak boleh ada euforia. Kebutuhan di seluruh rumah sakit harus benar-benar dihitung per pasien. ‘’Sementara ini, kita tak pakai liquid tapi pakai tabung semua. Sampai benar-benar stok oksigen aman,’’ ucapnya.

Dokter Jack menjelaskan, sebanyak 36 ton oksigen dari CV. BBS akan didistribusikan untuk rumah sakit yang ada di Pulau Lombok. Sedangkan 10 ton oksigen yang merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat akan disebar ke rumah sakit yang ada di Pulau Sumbawa.

‘’Rumah sakit harus berhemat menggunakan oksigen. Semua harus hemat dalam kondisi saat ini, ndak boleh ndak hemat.  Hemat itu menghitung kebutuhan dengan baik. Karena kebutuhan oksigen ini bisa dihitung,’’ jelasnya.

Ketua Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) NTB ini mengatakan, bantuan 10 ton oksigen dari Pemerintah Pusat tersebut merupakan respons atas permintaan Gubernur NTB beberapa waktu lalu. Pemerintah Pusat merespons permintaan Gubernur dengan menambah satu iso tank oksigen kapasitas 10 ton.

Ia menyebutkan, sebanyak 10 ton oksigen tersebut jika dikonversi menjadi 1.600 tabung. Bantuan oksigen sebanyak 10 ton ini diperkirakan tiba di NTB pada Jumat, 6 Agustus 2021 ini. (nas)

Kutipan:

‘’Rumah sakit harus berhemat menggunakan oksigen. Semua harus hemat dalam kondisi saat ini, ndak boleh ndak hemat