Bima (Suara NTB) – Balai Kesatuan Pengelolaan Hutan (BKPH) Maria Donggo Masa (MDM), menyadari adanya ancaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) disaat musim kemarau. Namun demikian, sejauh pemantauan dilakukan beberapa bulan terakhir ini, kebanyakan titik api berada di luar kawasan hutan.
Senin 14 Juni kemarin misalnya, DLHK NTB menemukan tiga titik api pada wilayah BKPH MDM. Titik koordinatnya berada di Kecamatan Asakota dan Ambalawi. “Setelah saya minta cek anggota di lapangan, ternyata di luar kawasan semua. Satu di wilayah Bonto, itu lahan milik. Begitu juga dua titik di Ambalawi,” ungkap Kepala BKPH MDM, Ahyar HMA, S. Hut., kepada Suara NTB di kantornya, Selasa, 15 Juni 2021.
Ia mengatakan, titik api itu terpantau satelit karena warga membersihkan lahan dengan cara membakar serasah jagung yang telah dipanen. Hanya saja tidak diketahui jelas alasan mereka, sebab untuk bercocok tanam lagi dirasa tak mungkin di tengah musim kemarau ini.
Kendati pembakaran lahan di luar kawasan bukan tanggung jawab BKPH, namun mengingat potensi untuk merebet ke area pengelolaan cukup besar, maka pihaknya harus turun tangan. Apakah memadamkan kobaran api dengan peralatan yang ada atau mengingatkan warga untuk mengontrol. “Terkadang ada juga warga ini setelah membakar langsung pergi. Akhirnya petugas kami yang kewalahan karena takut merembet,” jelasnya.
Dari 72.000 Ha area pengelolaan BKPH MDM, terdapat sejumlah titik rawan terbakar akibat ulah manusia, seperti di Kecamatan Asakota, Ambalawi, Lambu dan beberapa titik wilayah bagian timur Kota Bima. Namun secara umum, tegas Ahyar HMA, tren kejadian tersebut berada di luar kawasan.
Sementara di dalam kawasan hutan, potensi itu ada pada 8.000 Ha lahan yang sebelumnya dinyatakan kritis akibat perambahan. Seluas 4.000 Ha diantaranya merupakan area konsensi HTI milik PT. Koenesia. Sementara sisanya yang menjadi tanggung jawab BKPH MDM, sudah dialokasikan untuk perhutanan sosial. “Yang sudah ada izin kami bisa tekan, salah satu tugasnya menjaga kawasan hutan supaya tidak terbakar,” pungkasnya. (jun)