Kasus DBD di Gerung Berhasil Ditekan

0
Tim surveilans Puskesmas Gerung melakukan penelitian epidemiologi survei jentik di daerah yang ditemukan kasus DBD. (Suara NTB/her)

Giri Menang (Suara NTB) -UPT BLUD Puskesmas Gerung berhasil menekan kasus DBD di wilayah Gerungvyang menjadi ibu kota Lombok Barat. Berdasarkan data puskesmas setempat terjadi penurunan angka DBD yang signifikan tahun ini dibanding tahun sebelumnya. Di mana, awal tahun lalu terdapat 171 kasus DBD, sedangkan untuk tahun ini pada periode yang sama terdapat 24 kasus.

Tahun 2019 terdapat 53 kasus DBD. Tersebar di Gerung Selatan 18 kasus, Gerung Utara 6 kasus, Kebon Ayu 5 kasus, Taman Ayu 3 Kasus, Tempos 15 kasus, Banyu Urip 3 kasus dan Giri Tembesi 3 kasus. Kemudian tahun 2020 melonjak mencapai 171 kasus, tersebar di Gerung Selatan 41 kasus, Gerung Utara 26 kasus, Kebon Ayu 7 kasus, Taman Ayu 2 Kasus, Tempos 3 kasus, Banyu Urip 39 kasus dan Giri Tembesi 43 Kasus. “Awal tahun lalu ada 171 kasus DBD, kemudian bisa Kita tekan. Dan tahun 2021 ini bisa ditekan lagi menjadi 24 Kasus,”kata Kepala UPT BLUD Puskesmas Gerung, H. Hasmuni, kepada Suara NTB, Kamis, 3 Juni 2021.

Menurunnya, menurunnya kasus DBD tak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan pihaknya bersinergi dengan kecamatan, TNI/Polri dan desa. Berbagai langkah yang dilakukan, yakni bersurat ke desa untuk memberikan himbauan ketika musim hujan harus melakukan 3M (mengurus, mengubur dan menutup). Jika dilaporkan dan ditemukan ada kasus DBD, maka tim gerak cepat dari puskesmas turun untuk melakukan penanganan lapangan. Di antaranya tim surveilans dan tim promkes melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Tim surveilans ini bertugas melakukan pelacakan, penyelidikan epidemiologi dan survey jentik.

Jika hasil survey jentik, angka bebas jentiknya kurang dari 90 persen. Artinya di daerah itu rawan penularan DBD. Selanjutnya pihaknya berkoordinasi dengan desa dan Kecamatan. Jika terjadi peningkatan kasus maka langkah terakhir dilakukan adalah fogging. “Tapi sebelum penyemprotan fogging, lebih dulu kami lakukan PSN,”ujarnya. Dalam upaya pemberantasan DBD ini, pihaknya menggalakkan PSN. Di mana, pihaknya tidak serta merta terlibat langsung, akan tetapi peran masyarakat yang lebih diaktifkan.

Untuk meningkatkan peran serta masyarakat ini, pihaknya melakukan program pemicuan di empat desa dan kelurahan. Di antaranya, Kelurahan Gerung Utara, Desa Kebon Ayu, Giri Tembesi dan Banyu Urip. Program ini bertujuan, untuk memicu masyarakat untuk berperan aktif melakukan PSN. Pihaknya tidak hanya mengimbau atau mensosialisasikan kepada masyarakat, akan tetapi pihaknya mempraktekkan langsung bagiamana PSN dengan turun ke lapangan. Pihaknya juga menyampaikan permasalahan-permasalahan di desa itu.

“Alhamdulillah kami bisa menekan menjadi 24 Kasus DBD hingga bulan Mei, dari 171 kasus pada awal tahun Lalu,”ujarnya. Di samping itu, pihaknya membentuk kader jentik atau jematik di masing-masing desa. Pihaknya turun melakukan penyuluhan ke desa-desa, terutama yang memiliki kasus. Kemudian penyuluhan di posyandu soal DBD. Selanjutnya penyuluhan melalui pemutaran film. (her)