Jakarta (Suara NTB) – Provinsi NTB telah ditunjuk sebagai pusat budi daya lobster nasional oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono pada Maret lalu. Menindaklanjuti hal tersebut, Gubernur NTB, Dr. H Zulkieflimansyah ke Jakarta untuk membahas hal-hal strategis maupun teknis dalam rangka mewujudkan NTB sebagai pusat budi daya lobster nasional.
“Pak Menteri menegaskan kembali komitmen menjadikan NTB sebagai pusat budi daya Lobster nasional. Konkritnya mulai tahun ini akan kawasan budi daya terintegrasi yaitu Lobster Estate di Telong Elong Lotim serta membangun Shrimp Estate di Samota,” jelas Bang Zul, sapaan akrab Gubernur NTB, Kamis, 27 Mei 2021 di Jakarta.
Bang Zul meyakini rencana pengembangan NTB sebagai pusat budi daya lobster nasional akan berimbas pada pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan penghasilan masyarakat. Kemudian kendala-kendala yang dihadapi Pemda dan pembudi daya lobster selama ini juga bisa tersolusikan.
“Dengan membangun lobster estate, para nelayan dan pembudi daya akan didampingi oleh pemerintah. Ada intervensi teknologi pembudi dayaan. Lebih jauh nantinya akan ada sistem pemantauan harga, sehingga harga lobster lebih transparan dan stabil. Melalui program ini proses produksi dan pemasaran akan terintegrasi, sehingga tingkat produktivitas dan kesejahteraan masyarakat ikut meningkat,” ungkap Doktor Ekonomi Industri tersebut.
Sementara itu, Menteri KKP menjelaskan alasan kuat mengapa NTB dijadikan pusat budi daya lobster di Indonesia. “Kenapa kita kembangkan di sana? Yang pertama NTB secara infrastruktur dan sumber daya manusia sudah memenuhi syarat, tinggal kita perkuat,” ujar Trenggono.
Menteri Trenggono menegaskan, pelaksanaan program pengembangan harus sesuai dengan prinsip ekonomi biru, sehingga produktivitas tambak-tambak budi daya lobster tidak mengancam kelestarian laut Lombok yang indah dan bersih.
“Di samping itu, program pengembangan harus membawa berkah bagi masyarakat, baik dari sisi ekonomi maupun sosial,” tambah Menteri Trenggono.
Sepanjang tahun lalu berdasarkan data Pemprov NTB, produktivitas budi daya di kampung lobster Lombok Timur mencapai 82.568 kilogram atau setara Rp41,28 miliar. Sedangkan jumlah pembudi daya sekitar 147 kelompok dengan total keramba jaring apung lebih dari 8.400 lubang.
Selain soal budi daya lobster, dalam pertemuan tersebut juga dibahas tentang rencana pengembangan budi daya udang dan rumput laut. Ada beberapa kawasan di NTB yang dinilai sangat cocok untuk mengembangkan budi daya dua komoditas tersebut. (*)