Pembangunan ‘’Bypass’’ Bandara-KEK Mandalika Dikebut

0

Praya (Suara NTB) – Pembangunan fisik jalur bypass dari Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) sampai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, saat ini sudah dimulai dengan target tuntas bulan Juni 2021. Target penyelesaian ini lebih cepat dari target semula pada bulan Oktober 2021.

“Kalau sesuai kontrak pembangunan by pass bandara-KEK Mandalika ini selesai dalam waktu 10 bulan atau sampai bulan Oktober. Tapi kemarin Pak Luhut (Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) minta proyek ini harus selesai di bulan Juni,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Lombok Tengah (Loteng), L. Firman Wijaya, S.T., kepada Suara NTB, Selasa, 3 November 2020.

Adanya jadwal gelaran MotoGP yang diperkirakan pada bulan Oktober 2021, tambahnya, bypass bandara-KEK Mandalika sudah bisa digunakan pada saat event balap MotoGP berlangsung. Karena memang hajatan awal dibangunnya jalur bypass tersebut, untuk menunjang gelaran balap motor dunia tersebut. Selain menunjang pengembangan kawasan The Mandalika untuk jangka panjangnya.

Firman menjelaskan, pembangunan bypass direncanakan dalam dua tahap. Di mana untuk tahun ini target pengerjaan pada pembangunan badan jalan. Baru kemudian di tahun 2021 mendatang lanjut pada pengerjaan aspal untuk jalur utamanya.

Disinggung soal kesiapan lahan pembangunan jalur bypass bandara-KEK Mandalika, Firman menegaskan pada prinsipnya sudah tuntas. Hanya memang masih ada tiga warga yang lahannya terkena pembebasan di Desa Segala Anyar yang sampai saat ini masih belum mau pindah. Tetapi hal itu tidak sampai mengghambat proses pembangunan dan pembangunan tetap akan berjalan, sesuai target yang sudah ada. “Terhadap warga yang belum mau pindah tersebut, kita masih terus melakukan pendekatan secara kekeluargaan. Tanpa kemudian harus menghambat proses pembangunan jalur bypass itu sendiri,” imbuhnya.

Pemerintah pusat sendiri telah mengalokasikan anggaran mencapai Rp 1,4 triliun untuk membangun ruas jalan sepanjang 17 km tersebut dengan lebar hingga 50 meter, mulai dari kawasan bandara di Desa Tanak Awu hingga Dusun Songgong Desa Sukadana dan tembus langsung ke jalur menuju kawasan Tanjung A’an Desa Sengkol. (kir)