Heru Saptaji, Pemimpin Baru Bank Indonesia NTB

0
Heru Saptaji (Suara NTB/bul)

Mataram (Suara NTB)-Pucuk pimpinan tertinggi Bank Indonesia Provinsi NTB berganti. Achris Sarwani resmi digantikan oleh Heru Saptaji, yang sebelumnya menjabat Kepala Bank Indonesia Tasikmalaya.

Serah terima jabatan dilakukan 28 Agustus 2020 lalu, secara virtual karena pandemi Covid-19. Disaksikan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan seluruh Dewan Gubernur Bank Indonesia.
Sejak Senin pekan ini, Heru Saptaji sudah resmi masuk kantor. Namun sesuai protokol kesehatan, bekerja dan koordinasi dilakukan dari rumah (WFH/Work From Home) sampai waktu yang ditentukan.

“Saya masih karantina mandiri. Saya belum berani berbicara banyak tentang NTB, saya masih mengumpulkan bahan dan segera sowan dengan pak Gubernur (Dr. H. Zulkieflimansyah) dan Wakil Gubernur (Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalillah,” kata Heru menyambut hangat Suara NTB dari ujung telpon, Kamis, 10 September 2020.

Sekilas karier Heru Saptaji sebelum memangku jabatan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB. Setengah kariernya di Kantor Pusat Bank Indonesia pada Departemen Perencanaan Strategis Hubungan Masyarakat (DPSHM), Departemen Komunikasi Kantor Pusat Bank Indonesia. Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Medan, Sumatera Utara dan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya. Heru dikenal enerjik, visioner, dan berbuat dengan hati. “Prinsip saya, dimana bumi dipijak, disitu rakyat disejahterakan,” ujarnya.

Dalam konteks ini, sebagai insan Bank Indonesia, harus selalu konsen terhadap stabilitas perekonomian di daerah. Inflasi yang terkendali, sistem keuangan yang kuat, pertumbuhan ekonomi yang bisa didongkrak, dan sektor-sektor yang bisa dikembangkan ditengah pandemi Covid-19.

Di awal masuk ke NTB, Heru melihat gambaran tentang NTB dari sektor pertanian yang paling utama. Prospeknya sangat tinggi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Tinggal memperkuat nilai tambahnya. Misalnya bagaimana produk unggulan atau produk yang sudah baik di provinsi agar nilai tambahnya terus diupayakan naik dengan berbagai kebijakan dan strategi.

“Gampangnya, kalau kita bisa mengirim beras, kenapa harus kirim gabah. Ini contoh bagaimana mengendapkan nilai tambah. Kalau nilai tambah meningkat, pertumbuhan ekonomi akan naik. Ini yang saya lihat di NTB harus diperkuat lagi dorongannya. Saya masih meihatnya sumir, sambil saya pelajari,” ujarnya.

Komitemennya terhadap NTB adalah ingin memperkuat sinergi, kolaborasi, dan bekerja dengan hati. Bersama –sama dengan seluruh stakeholders melewati tantangan ekonomi saat ini, apalagi ditengah pandemi Covid-19.“Dengan senang hati, sinergi, kolaborasi dan dengan hati, kita satu visi kesamaan membangun,” demikian Heru.(bul)