14 Kecamatan di Lotim Kirim Data Potensi Krisis Air Bersih

0

Selong (Suara NTB) – Sebanyak 14 kecamatan di Kabupaten Lombok Timur (Lotim) mulai mengirim data potensi terjadinya krisis air bersih di wilayahnya masing-masing per tanggal 4 Agustus 2020. Dari jumlah ini, beberapa diantaranya sudah didistribusikan air bersih dan dilakukan monitoring maupun evaluasi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Urusan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lotim, Lalu Rusnan, mengatakan, 14 kecamatan yang sudah mengirimkan data potensi kekeringan tersebut, diantaranya Kecamatan Jerowaru, Aikmel, Lenek, Sambelia, Keruak, Suela, Sembalun, Sakra, Suralaga. Pihaknya melakukan pendistribusian air bersih berdasarkan permintaan serta dilakukan monev sejak Senin lalu.

“Yang sudah dilakukan monev dan pendistribusian air bersih ini, Kecamatan Suela, Aikmel dan Jerowaru 4 armada. Begitupun kecamatan lainnya dijadwalkan,” terang Lalu Rusnan, Selasa, 4 Agustus 2020.

Dalam pendistribusian air bersih ini, masyarakat begitu antusias dengan menyiapkan tempat-tempat penampungan air berupa ember, jerigen dan sejenisnya. Dari 14 kecamatan yang potensi terjadi krisis air bersih itu disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari ketersediaan mata air yang mengering, pipanisasi yang terputus hingga kondisi hutan yang mulai memprihatinkan. Untuk itu, tim BPBD Lotim secara intens melakukan monitoring untuk melihat situasi di lapangan.

Sebelumnya, Pemda Lotim mengeluarkan SK penetapan status siaga darurat bencana kekeringan sesuai SK Nomor: 188.45/423/BPBD/2020 untuk menyiapkan langkah-langkah secara cepat dan tepat. Penetapan Lotim sebagai darurat bencana kekeringan untuk mengantisipasi risiko dampak bencana yang lebih luas. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya penanganan keadaan siaga darurat terhadap bencana kekeringan.

Atas dasar itulah kemudian ditetapkan keputusan bupati tentang status siaga darurat kekeringan di Kabupaten Lotim. Dalam keputusan bupati itu, status siaga darurat kekeringan di Kabupaten Lotim terhitung sejak tanggal 1 Juli 2020 sampai dengan 31 Desember 2020.

Meskipun pada awal Juli bencana kekeringan belum mulai dirasakan masyarakat karena belum adanya permintaan dan laporan. Namun penetapan siaga darurat bencana kekeringan dilakukan dengan melihat kondisi cuaca tahun 2019 lalu. Dimana tercatat sebanyak 13 kecamatan di Lotim yang rawan kekeringan. Diantaranya, Kecamatan Jerowaru, Keruak, Sakra Timur, Sembalun, Sambelia, Suela, Terara, Aikmel, Sikur, Montong Gading, Sakra, Lenek dan Selong dengan jumlah terdampak sebanyak 39.691 KK atau 127.155 jiwa. (yon)