Terkendala Sinyal, 50 Persen Pelajar KLU Belum Akses Belajar Daring

0
Basuki Rahman (Suara NTB/dok)

Mataram (Suara NTB) – Pemerintah daerah telah menghentikan sementara proses pembelajaran di sekolah. Semua siswa diwajibkan belajar di rumah hingga 13 April mendatang. Keputusan tersebut diambil dengan memperhatikan perkembangan penyebaran Covid-19 di wilayah NTB.

‘’Keinginan untuk mengalihkan kegiatan belajar mengajar dalam jaringan sepertinya hanya bisa dinikmati oleh siswa yang berlokasi di pusat perkotaan saja. Sementara bagi siswa yang terletak di pelosok, pembelajaran dalam jaringan hanyalah wacana semata. Sebagaimana terjadi di Kabupaten Lombok Utara (KLU),’’ ungkap Kepala Cabang Dinas Dikbud NTB Kabupaten Lombok Utara Dr. Basuki Rahman, Rabu, 8 April 2020.

Diakuinya, sejak wabah Covid 19 beberapa minggu lalu, sekolah meliburkan siswanya dengan harapan pembelajaran kelas diganti dengan pembelajaran daring. Hanya saja, niat baik itu tidak bisa terlaksana lantaran tidak adanya sinyal di semua wilayah di KLU.

Pemerintah Provinsi NTB mengambil kebijakan memperpanjang masa libur sekolah untuk belajar di  rumah bagi sekolah pada semua tingkatan, mulai dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMU/SMK/MA, dan pondok pesantren. Siswa dan guru pun dituntut mampu menyesuaikan diri dengan kondisi ini. Di antaranya dengan mengalihkan kegiatan belajar mengajar (KBM) dari tatap muka ke dalam jaringan (daring).

Berdasarkan hasil pemantauan, pihaknya menemukan baru 50 persen siswa SMA sederajat di KLU yang melaksanakan pembelajaran daring. Mereka yang melaksanakan pembelajaran daring merupakan siswa yang tempat tinggalnya memiliki akses internet. Sementara siswanya sebesar 50 persen siswa KLU belum bisa mengakses belajar daring lantaran tempat tinggal mereka masih blank spot sinyal. “Ya 50 persen belum terpantau belajar,” kata Basuki kemarin.

Meski banyak media belajar daring yang menggratiskan para pelajar tanpa memerlukan kuota internet, hanya saja karena daerahnya masih blank spot sinyal mengakibatkan para pelajar tidak bisa mengaksesnya. “Walau gratis tapi di daerah blank spot kan tidak bisa internet,” ujarnya.

Lebih jauh dikatakan Basuki Rahman, bahwasanya sesuai dengan surat edaran Mendikbud, Instruksi Gubernur NTB dan SE Kadis Dikbud NTB, pembelajaran di sekolah dialihkan menjadi pembelajaran mandiri dengan bimbingan guru dan orang tua. Pembimbingan dengan moda daring untuk menghindari kerumunan sebagai cara meretas penyebaran virus Covid 19. Hanya saja niat baik itu belum bisa sepenuhnya terlaksana akibat persoalan tersebut. ‘’Pantauan di KLU pembelajaran daring terlaksana kurang 50 persen, kendala ya ada daerah blank spot di gunung-gunung dan hutan,” tambah Basuki Rahman.

Selain persoalan masih adanya wilayah blank spot sinyal, masalah lainnya ialah keterbatasan kuota guru dan murid. Pihaknya berharap agar anggaran pelaksanaan UNBK SMA yang dibatalkan bisa dialihkan untuk menangani pembelajaran selama belajar di rumah.

“Kendala lain seperti kuota internet baik pada guru dan murid. Saya usul dana UNBK SMA dan UKK SMK yang dibatalkan bisa direlokasi untuk menangani dampak Corona termasuk pembelajaran daring juga sebagai dampak Corona,” jelasnya. (dys)