Perketat Pintu Masuk dan Keluar, Sumbawa Segera Bangun Posko Pengawasan

0
Abdul Aziz. (Suara NTB/ind)

Sumbawa Besar (Suara NTB) – Pengawasan di pintu masuk dan keluar wilayah Kabupaten Sumbawa akan diperketat guna mengantisipasi penularan covid-19. Rencananya pemkab setempat segera membangun posko pengawasan di sejumlah tempat.

Posko dimaksud akan dibangun di Kecamatan Alas Barat, Kecamatan Tarano, Terminal Sumer Payung dan Muara Kali Labuhan Sumbawa. Nantinya di posko akan ditempatkan semua unsur terkait untuk melakukan pengecekan sekaligus pendataan terhadap penumpang bus dan kapal yang datang dari luar daerah.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sumbawa, Drs. Abdul Aziz, M.Si membenarkan hal tersebut. Dengan terbangunnya posko pengawasan akan lebih mudah mendeteksi setiap warga yang datang dari luar daerah. Termasuk mahasiswa yang pulang dari daerah zona merah maupun TKI yang pulang dari luar negeri. Pengecekan dan pendataan ini sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya penularan covid-19.  Karena di posko nantinya semua unsur akan dilibatkan termasuk tenaga kesehatan.

“Posko ini untuk pemantauan penumpang yang masuk. Apakah disitu jangan-jangan ada yang sakit misalnya dari Jawa. Ada juga travel dari Mataram masuk ke kita. Siapa tahu penumpangnya ada TKW atau mahasiswa yang kuliah di luar. Itu dicek dan didata. Disitu (posko red) semua unsur dilibatkan lengkap dengan alat pengecekan suhu tubuh,” ujarnya.

Posko ini, kata Aziz, secepatnya akan dibangun. Pihaknya akan membuatkan RAB termasuk SOP terhadap aksi yang dilakukan nantinya. “Hari ini kita rapat pemantapan di kantor, besok kita action serahkan RAB termasuk SOP dan segala macam,” terangnya.

Sebelumnya, lanjutnya, pihaknya sudah mengambil langkah-langkah menindaklanjuti surat edaran Bupati Sumbawa. Seperti  bersurat kepada pengusaha angkutan umum travel dan ekspedisi untuk pencegahan covid-19.

Terhadap pihak ekspedisi, barang yang  masuk dari luar diharapkan disemprot sebelum dilakukan bongkar muat. Demikian pula pengusaha travel agar sebelum penumpang naik dan turun harus mencuci tangan dan disediakan masker. Termasuk mengatur jarak duduk penumpang. Dari pengecekan, penumpang yang sebelumnya 10 orang, sekarang sudah diatur menjadi lima orang.

“Untuk travel dan angkutan umum kami sudah instruksikan. Dari pemantauan, mereka sudah terapkan SOP. Travel sebelum naik penumpang sudah disiapkan tempat cuci tangan, disemprot (hand sanitizer). Masker juga dikasih. Penumpang yang sebelumnya 10, sekarang 5 saja dikasih untuk jaga jarak. Kami sudah cek itu. Termasuk himbauan ke yang lain juga mengikuti,” tandasnya.(ind)