Sambut MotoGP, Ratusan Penginapan akan Dibangun

0

Mataram (Suara NTB) – Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) NTB, Ir. IGB. Sugihartha, MT menyatakan, Kementerian PUPR memprioritaskan pembangunan homestay di desa-desa wisata yang berada di jalur Lombok International Airport (LIA) – KEK Mandalika. Karena KEK Mandalika merupakan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) maka daerah lingkar KEK dan lingkar bandara yang menjadi desa wisata menjadi prioritas dibangunkan homestay menyambut perhelatan MotoGP 2021 mendatang.

‘’Untuk tahun ini mungkin sekitar ratusan unit homestay yang dibangun,’’ sebut Sugihartha dikonfirmasi Suara NTB, Jumat, 7 Februari 2020.

Dijelaskan, pembangunan homestay di daerah sekitar KSPN ditangani pemerintah pusat. Namun ia tak menyebutkan alokasi anggaran yang dialokasikan pemerintah pusat. Tetapi yang pasti, kata Sugihartha, Pemerintah Pusat memprioritaskan daerah lingkar KEK dan lingkar bandara. Yakni desa-desa wisata yang berada di sepanjang jalur LIA-KEK Mandalika.

‘’Kalau untuk pembangunan homestay, dia harus dipastikan masuk di desa wisata. Jadi sasarannya desa-desa wisata mulai dari bandara sampai KEK Mandalika,’’ jelasnya.

Sementara itu, Pemprov NTB melalui Dinas Perkim akan mengintervensi rumah tidak layak huni dan perbaikan lingkungan. Sekarang, kata Sugihartha masih sedang berproses sebelum dilakukan pembangunan.

Khusus untuk perbaikan rumah tidak layak huni, tahun ini, kata Sugihartha, Pemprov NTB akan memperbaiki rumah warga sebanyak 1.647 unit. Tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB. Pembangunan direncanakan akan mulai dilakukan Juni mendatang setelah pelaksanaan tender selesai.

Disperkim NTB mencatat 101.852 unit hunian warga NTB tidak layak huni. Untuk mempercepat pengentasan kemiskinan, penanganan 101.852 unit rumah kumuh tersebut menjadi prioritas utama. Karena empat indikator kemiskinan, ada di sektor perumahan. Yakni, atap, lantai, dinding dan luasannya.

Sebanyak 101.852 unit hunian warga NTB yang tidak layak huni tersebut tersebar di 10 kabupaten/kota. Paling banyak di Lombok Timur 35.208 unit, kemudian disusul Lombok Tengah 13.973 unit. Selanjutnya, Lombok Utara 10.214 unit, Sumbawa 10.071 unit, Bima 10.070 unit, Dompu 8.006 unit, Lombok Barat 6.314 unit, Sumbawa Barat 3.631 unit, Kota Bima 3.419 unit dan Kota Mataram 946 unit. (nas)