Jalan Provinsi di Poto Tano Tanpa Drainase

0

Taliwang (Suara NTB) – Biang tergenangnya air dan material lumpur di jalan provinsi di kecamatan Poto Tano selama ini ditengarai akibat tidak lengkapnya fasilitas penunjang pada jalan tersebut.

Jalan jalur dua yang dibangun beberapa tahun lalu itu tidak dilengkapi fasilitas drainase dan saluran gorong-gorong yang memadai. Hal ini menyebabkan setiap musim hujan, air beserta material lumpur dari perbukitan di sisi timur turun dan memenuhi beberapa titik badan jalan yang membentang di depan desa Tambak Sari itu.

“Persoalannya jalan ini tidak ada drainase dan gorong-gorongnya,” kata kepala desa Tambak Sari, Suhardi kepada wartawan, Jumat, 10 Januari 2020.

Suhardi menjelaskan, sebelum dibangun menjadi dua jalur, jalan di depan desanya tersebut jarang sekali diluapi air ketika hujan turun. Pasalnya, meski badan jalan hanya satu jalur tetapi dilengkapi drainase dan beberapa saluran gorong-gorong. Air yang turun dari atas bukit di bagian timur jalan langsung masuk ke draninase dan selanjutnya disalurkan ke bawah jalan lewat gorong-gorong yang tersedia. “Dulu seperti itu. Air tidak sempat melimpas ke badan jalan karena ada drainasenya,” sebutnya.

Namun kondisi berubah setelah jalan dirombak menjadi dua jalur. Meski badan jalan dibangun lebih lebar tetapi tanpa dilengkapi drainase. Bahkan gorong-gorong yang sudah ada di bawah jalan ditutupi oleh pelaksana pembangunan.

“Kami tidak tahu apa alasannya ditutup. Tapi kalau drainasenya memang masuk bagian pelebaran,” kata Rahmad Hidayat, salah seorang warga desa Tambak Sari.

Menurut Ramad, tidak adanya saluran pembuangan air bukan satu-satunya penyebab jalan di depan desanya itu selalu tergenang air dan lumpur saat hujan. Struktur permukaan jalan yang bergelombang turut pula menjadi penyebabnya. Di beberapa titik posisi badan jalan bahkan lebih tinggi dari permukaan tanah di sampingnya. Akibatnya air langsung masuk memenuhi jalan meski curah hujan kecil.

“Sudah tidak ada drainase di tambah permukaan jalan rendah. Maka otomatis air dari gunung mengair tanpa hambatan ke jalan,” ujarnya.

Warga desa Tambak Sari sendiri, tidak saja disusahkan karena jalan tanggung jawab provinsi tersebut tergenang. Limpasan air dari jalan ketika sudah mulai tidak terbendung akan turut mengalir ke pemukiman warga. Rahmad mengatakan, kalau hal itu terjadi, air dari jalan mengalir tanpa arah masuk ke pemukiman hingga bahkan ke rumah-rumah.

“Air tidak lewat selokan lagi tapi langsung ke pekarangan bahkan masuk rumah,” keluhnya seraya berharap Pemprov NTB dapat segera membangun drainase di jalan tersebut.

“Kami kira itu saja solusinya. Dibuatkan drainase dan gorong-gorongnya. Kalau tidak maka akan terus seperti itu kondisinya (tergenang) saat musim hujan,” sambung Rahmad.(bug)