Dompu (Suara NTB) – Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin terus mengkampanyekan agar warga Dompu memperbanyak konsumsi ikan untuk mencegah kasus stunting. Berdasarkan data yang dirilis Bank Dunia, penderita stunting berpotensi kehilangan penghasilan hingga 47 persen dan Kabupaten Dompu termasuk 100 daerah yang tinggi kasus stuntingnya.
Pada acara pisah sambut Dandim 1614/Dompu, Kamis, 12 September 2019 menyampaikan, saat ini pihaknya akan terus menkampanyekan agar warga masyarakat Dompu memperbanyak konsumsi ikan laut dari makanan lainnya. Ikan laut memiliki kandungan gizi yang kompleks dan paling sedikit efek negatifnya bagi kesehatan, sehingga dapat menyehatkan dan meningkatkan pertumbuhan generasi.
“Jika dulu kita suap nasi cubit ikan (saat makan). Sekarang kita balik. Suap ikan, cubit nasi. Ikan laut itu memiliki kandungan gizi yang tinggi dan kompleks. Efek butuk ikan juga cukup kecil, makanya bagus dikonsumsi untuk pertumbuhan anak – anak,” kata H. Bambang.
Kampanye memperbanyak ikan, kata H. Bambang, akan terus digalakkan. Terlebih berdasar data yang dirilis Bank Dunia bahwa penderita stunting berpotensi kehilangan uang selama hidupnya dan di Indonesia, kasus stuntingnya cukup tinggi. Kehilangan uang ini bisa berarti kehilangan peluar pekerjaan dan lainnya.
“Volume konsumsi ikan lebih banyak supaya stunting berkurang,” kata H. Bambang.
Pada event For Ikan yang digelar di Pandopo Bupati dan dirangkaikan dengan hari anak, kata H. Bambang, pihaknya menyingkirkan nasi dari meja yang disiapkan panitia dan mempersilahkan anak – anak yang hadir untuk memperbanyak makan ikan. “Justru kalau kita perbanyak makan nasi, itu bahaya bagi kesehatan. Karena bisa kena penyakit gula (diabetes),” ungkap H. Bambang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Hj. Iris Juita Kastianti, SKM, MMKes mengungkapkan, kasus stunting terjadi pada anak disebabkan oleh pola asuh, sanitasi, dan pelayanan kesehatan yang kurang baik. Di dalam pelayanan kesehatan itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu telah melaksanakan hingga Pustu dan Poskesdes.
“Itu dimulai dari ibu hamil sampai pada pelayanan terhadap bayi balita sampai umur 5 tahun,” katanya.
Dinas Kesehatan juga terus melakukan pembagian pil penambah darah bagi anak perempuan pra nikah atau anak usia SMA sederajat. Karena mereka ini akan menjadi ibu dan melahirkan anak. Karena sering kali ibu hamil di Dompu mengalami kurang darah dan itu akan berdampak pada kesehatan anak yang dikandungnya. Pemberian vitamin penambah darah sedini mungkin akan membantu penyiapan kesehatan ibu.
Untuk pola asuh dan sanitasi, kata Hj. Iris, melibatkan 18 SKPD terkait di Dompu. diantaranya Dinas PUPR, Dinas Ketahanan Pangnan, Dinas Pertanian, Dinas Perikanan, Dinas P3A, dan BKKBN. “18 SKPD ini yang akan memberikan pelayanan terpadunya di dalam penanganan stanting ini,” ungkapnya.
Bagaimanapun lanjut Iris, untuk mencegah stunting memerlukan fasilitas yang memadai. Seperti keberadaan jamban sehat, lingkungan sehat. Untuk pola asuh antara lain, kebiasaan orang tua mengasuh anaknya. “Jangan sampai anaknya diberikan kepada mertua atau keluarga terdekat. Bagaimana pun, ibu mulai dari ASI ekslusif, sampai dengan pemberian ASI hingga usia 2 tahun,” terangnya. (ula/*)