Mataram (Suara NTB) – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTB, TGH. Ahyar Abduh dan H. Mori Hanafi, SE, M.Comm (Ahyar-Mori), selalu mengandalkan pendekatan logis dan rasional dalam kampanyenya. Tentunya, dengan menyosialisasikan kebijakan yang akan menguntungkan pemilihnya jika mendukung pasangan ini.
Kebijakan di berbagai sektor, telah disusung oleh pasangan Ahyar-Mori bersama tim pendukung dan para pakar yang dilibatkannya. Mulai dari sektor perekonomian, pendidikan, kesehatan, pertanian, keagamaan, hingga olahraga. Tentu saja, semua kebijakan ini akan menguntungkan masyarakat dari berbagai kalangan. Salah satu elemen masyarakat yang dimaksud adalah para ibu rumah tangga.
Seperti diketahui, ibu rumah tangga adalah salah satu elemen kunci dalam tatanan masyarakat. Ibu rumah tangga menjadi penentu berbagai hal, mulai dari maju mundurnya kualitas generasi penerus bangsa, hingga bergeraknya roda ekonomi juga tak lepas dari sentuhan para ibu rumah tangga.
Untuk itulah, pasangan Ahyar-Mori pun merilis pesan khusus bagi para ibu rumah tangga. Pertanyaan besar yang perlu dijawab adalah, apa untungnya para ibu rumah tangga memilih pasangan Ahyar-Mori?
Alasan pertama adalah, adanya komitmen pasangan Ahyar-Mori untuk menjaga harga barang kebutuhan pokok tetap stabil.
Terkait komitmen ini, Calon Wakil Gubernur NTB, H. Mori Hanafi, SE, M.Comm, baru-baru ini mengemukakan strategi yang akan ditempuh untuk menjinakkan gejolak harga. Mori menjelaskan, dulu, Pemprov NTB melalui Bakorluh pernah memiliki program penyangga pangan. Melalui program ini, Pemprov NTB berupaya membangun perlindungan bagi petani dan konsumen. Sayangnya, program ini kurang didukung dengan anggaran yang serius.
“Ini dilakukan oleh Bakorluh. Dia ada penyangga pangan. Tapi anggarannya terlalu kecil. Anggarannya main-main, Cuma Rp1,2 miliar per tahun,” ujar Mori.
Politisi Partai Gerindra ini menegaskan, jika mereka dipercaya oleh rakyat, maka anggaran untuk penyangga pangan ini akan mereka tingkatkan. Nilainya tidak main-main. Pasangan Ahyar-Mori, berencana menyiapkan bujet yang berkisar antara Rp50 miliar sampai Rp150 miliar pertahun.
“Ketika harga turun, maka kami akan beli. Ketika harga naik, maka akan dilakukan operasi pasar. Sehingga terjadi kestabilan dan inflasi kita bisa terjaga dengan baik,” ujarnya. Adanya kebijakan untuk menekan gejolak tentu saja akan meniupkan angin segar bagi ibu rumah tangga manapun.
Alasan berikutnya adalah, kemudahan bersekolah bagi anak dari kalangan manapun. Dengan kata lain, siapa saja bisa sekolah. Terkait komitmen ini, pasangan Ahyar-Mori juga telah memiliki berbagai skema kebijakan yang memastikan kemudahan bersekolah bagi siapa saja.
Salah satu contoh terobosan kebijakan yang ditawarkan Ahyar-Mori adalah memberikan beasiswa emas untuk tingkat SD/MI sampai tingkat SMA/sederajat. “Dengan adanya beasiswa emas ini, warga yang kurang mampu diharapkan bisa tetap mengakses jenjang pendidikan SD/MI hingga SMA,” ujar juru bicara Mori Hanafi, Muti’ah Murni, SH, M.Kn, kepada Suara NTB, baru-baru ini.
Alasan lain adalah jaminan kesehatan dan persalinan gratis bagi ibu yang tidak mampu. Persalinan, merupakan salah satu momentum bahagia bagi seorang ibu. Namun, persalinan juga bisa menjadi ujian yang mendatangkan duka.
Tanpa adanya fasilitas persalinan yang memadai, para ibu rumah tangga rentan mengalami nasib kurang baik dalam proses persalinannya. Mulai dari kematian bayi, ibu hingga aneka kejadian kurang mengenakkan lainnya.
Karena itulah, para ibu rumah tangga membutuhkan dukungan kebijakan yang memudahkan para ibu rumah tangga mengakses fasilitas persalinan yang gratis lagi memadai. Memastikan setiap ibu rumah tangga mendapatkan akses ini, akan menjadi salah satu janji Ahyar-Mori di Pilkada NTB 2018.
Selanjutnya adalah ketersediaan pasar tradisional yang banyak, yang membuat para ibu rumah tangga bisa berbelanja dengan perasaan nyaman. Pasar tradisional yang banyak, memungkinkan para ibu rumah tangga bisa mendapatkan barang kebutuhan rumah tangga, khususnya makanan pokok dengan mudah dan murah, disertai pilihan yang beragam.
Pasar tradisional juga menjadi tempat bertemunya para pembeli dan penjual dari berbagai kalangan, terlebih dari kalangan yang kurang mampu. Selain itu, masih ada pula janji kerja lainnya yang ditawarkan pasangan Ahyar-Mori. Seperti perlindungan terhadap anak, hingga janji kerja lainnya.
Pesan yang menyasar para ibu rumah tangga ini dikemas dalam video ilustratif nan menarik yang kemudian diunggah dalam berbagai platform media sosial pasangan ini. Selanjutnya, pesan ini menyebar dari satu pengguna ke pengguna lain, lintas media – khususnya aplikasi pesan instan WhatsApp. (tim)