Mengungsi ke KLU, 35 Jiwa Warga Karang Asem Dapat Bantuan

0

Tanjung (Suara NTB) – Status Awas Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, membuat sejumlah Kepala Keluarga mengungsi sampai ke Kabupaten Lombok Utara (KLU). Tercatat sedikitnya 35 jiwa asal Karangasem mengungsi ke sanak keluarganya di beberapa dusun yang ada di KLU.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU merilis, KK asal Karangasem yang terdata sebanyak 8 KK. Rinciannya 1 KK dengan 4 jiwa di Dusun Tembobor, Desa Medana Kecamatan Tanjung, 7 KK dengan 31 jiwa di Desa Sigar Penjalin, Kecamatan Tanjung. Mereka umumnya menumpang dan tinggal sementara di kediaman keluarganya yang berdomisili di KLU.

Anggota Tagana BPBD KLU, Saparudin, usai menyerahkan bantuan kepada pengungsi Karangasem, Kamis, 28 September 2017 mengungkapkan, pemberian bantuan kepada warga asal Bali di KLU didasari pertimbangan kemanusiaan. Selain itu, Pemda KLU juga mengarahkan agar warga Karangasem yang tinggal sementara diperhatikan sehubungan dengan lingkungan tempat tinggalnya kurang kondusif akibat status Awas Gunung Bali.

“Hari ini (Kamis, red) kita sudah berikan bantuan berupa sembako dan selimut untuk para pengungsi di tiga titik pengungsian yang ada di Kecamatan Tanjung dan Pemenang yang saat ini  berjumlah 8 (KK) 35 jiwa,” kata Saparudin.

BPBD kata dia, diarahkan agar bergerak cepat mengalokasikan bantuan, sehingga seluruh pengungsi mendapat bantuan secara merata. “Meskipun hanya sekedar bantuan sembako dan selimut, kita berharap bantuan ini dapat mengurangi beban para pengungsi,” imbuhnya.

Sementara, salah seorang pengungsi, Jamaludin asal Karangasem, kepada wartawan mengatakan sudah tinggal 4 hari ini tinggal dan mengungsi di KLU. Sebelum ke KLU, ia lebih dulu memboyong anak dan istrinya ke Denpasar.

Di Karangasem, Jamaludin dan keluarganya bermukim pada radius 19 km dari Gunung Agung. Karena jaraknya yang cukup dekat itulah, ia diimbau oleh pemerintah setempat untuk mengungsi.

“Kami diimbau untuk mengungsi oleh pemerintah, jadi saya pergi ke Denpasar membawa istri dan dua anak untuk ditampung dulu di sana, kemudian saya ke Lombok karena ada rumah keluarga di sini,” ujarnya.

Ia dan keluarganya berharap, kondisi Gunung Agung kembali normal. Selama 4 hari di KLU, Jamaludin dan keluarganya sudah merindukan pekerjaannya di Karangasem. (ari)