Dompu Kembali Ingin Pecahkan Rekor Muri

0

Dompu (Suara NTB) – Pemerintah Kabupaten Dompu kembali ingin mencatatkan di rekor Muri untuk kegiatan Katente dan Gondo Tembe Ngoli (sarungan dan selempang sarung nggoli). Katente dan nggondo tembe bagi pria ini sebagai cerminan masyarakat yang religius dan siap bekerja mencari nafkah.

Kepala Bidang Promosi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Dompu, Dr Nuril Furkan, M.Pd kepada Suara NTB, Selasa, 21 Februari 2017 mengungkapkan, kegiatan Katente dan Nggongo Tembe Ngoli ini direncanakan akan melibatkan 15.000 orang peserta dari kaum laki – laki. Kegiatan ini direncanakan akan dirangkaikan dengan apel koordinasi dan upacara peringatan hari jadi Dompu ke 202 pada 17 April 2017.

“Dalam waktu dekat, Kepala Dinas akan berkoordinasi dengan pihak Muri terkait rencana kita mencatatkannya dalam rekor MURRI,” katanya.

Katente (sarungan), diakui Nuril, sudah menjadi budaya nasional dan tidak hanya ada di 1 daerah. Namun sarungan menggunakan sarung Nggoli sebagai kain khas masyarakat Dompu dan Bima mencerminkan sikap religius. Karena lelaki yang sarungan mencerminkan dia hendak beribadah dan kegiatan keagamaan lainnya.

Nggondo Tembe sendiri, lanjut Nuril, menggambarkan seorang laki – laki yang siap bekerja mencari nafkah. Karena sarung yang dilempangkan ke samping ini menjadi kebiasaan orang tua yang sarungan ketika hendak bekerja. Sarung yang diselempangkan juga dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan bekal ketika hendak bepergian ke ladang atau pulang dari ladang membawa hasil bumi. “Filosofi dari kegiatan ini, kehidupan antara dunia dan akhirat itu tidak bisa dipisahkan ketika ingin hidup selamat,” terangnya.

Untuk kegiatan Katente dan Nggongo Tembe ini, kata Nuril Furkan, akan melibatkan masyarakat umum, pelajar dan aparatur pemerintah di lingkup Kabupaten Dompu. Sehingga kesan yang ingin disampaikan, agar para laki – laki tidak bisa berpangku tangan dan harus bekerja keras dan selalu beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Dengan bekerja orang bisa berpenghasilan. Dengan berpenghasilan, orang bisa mandiri dan tidak meminta – minta. Orang mandiri, hidupnya lebih tenang dalam beribadah,” ungkapnya.

Selain rencana mencatatkan Katente dan Nggondo Tembe dalam rekor Muri pada Festival Pesona Tambora tahun 2017 ini ingin diungkit kekhasan Dompu yang sebelumnya tidak terekspose. Seperti festival Lawa (makanan ikan mentah yang diolah secara khusus), bakar ikan di pantai Kilo, sepeda wisata menyusuri padang savana Doro Ncanga, Mbaju Ndiha dan Kareku Kandei.

Puncak festival pesona Tambora yang kembali diadakan di Doro Ncanga Dompu, pada malam sebelum puncak peringatan akan ada festival minum kopi dan malam renungan. Kompas selaku Event Organizer (EO) yang ditunjuk Kementrian Pariwisata RI untuk kegiatan pusat di FPT 2017 juga akan mengadakan berbagai kegiatan termasuk pengibaran bendera di kaldera gunung Tambora serta sepeda gunung.

Pada FPT 2017 ini, Balai Taman Nasional Gunung Tambora juga akan melaksanakan berbagai kegiatan termasuk mencanangkan gunung Tambora sebagai geopark nasional serta pencanangan pulau Moyo dan pulau Satonda sebagai taman Nasional. Untuk pencanangan ini direncanakan akan dihadiri oleh Presiden RI, Ir H Joko Widodo yang sekaligus melakukan pengapalan gula Tambora. (ula/*)