“Power Bank” Paling Laris di Musim Haji

0

Mataram (Suara NTB) – Musim haji juga menjadi berkah bagi para pedagang barang-barang elektronik. Power bank misalnya, permintaannya cukup tinggi pada musim haji tahun 2019 ini. Jadi bukan hanya kebutuhan pokok yang penjualannya meningkat karena banyaknya aktivitas keagamaan yang berlangsung saat musim haji.

Power bank merupakan pengisi daya gadget untuk mendukung aktivitas di luar rumah atau saat jauh dari sumber listrik.  Fungsi power bank dapat disebut juga sebagai penyimpan daya atau dapat dianalogikan sebagai baterai cadangan. Power bank memang khusus dibuat untuk orang-orang lapangan yang jarang masuk ruangan, dan orang yang sering dalam perjalanan.

Benda mungil itu memiliki bermacam-macam kapasitas daya. Mulai dari ribuan mAh sampai puluhan ribu mAh. Persiapan musim haji 2019 ini, kata Owner Ricky Smartphone, H. Ricky Hartono, terjadi peningkatan permintaan hingga 30 persen dari biasanya. Pada hari-hari biasa, khusus power bank di tempatnya misalnya hanya terjual 5 pcs sampai 10 pcs sehari, naik menjadi 15 pcs sampai 20 pcs.

Power bank yang dicari, sesuai dengan ketentuan, kapasitasnya di bawah 20 mAh agar sesuai kapasitas yang diizinkan dalam penerbangan. Selain power bank, turut laris adalah smartphone. Menurut Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Kota Mataram ini, dilihat lebih kepada keinginan JCH (Jemaah Calon Haji) yang ingin mengabadikan momennya beribadah di tanah suci Makkah dan tempat-tempat lain napak tilas sejarah nabi dan rasul.

“Untuk memenuhi permintaan. Tidak saja pemesannya datang langsung ke counter. Kami juga antarkan melalui ojek,” terang H. Ricky. Seperti diketahui, kelompok terbang (kloter) pertama JCH embarkasi Bandara Internasional Lombok telah diberangkatkan menuju tanah suci Mekkah, Arab Saudi pada 6 Juli 2019.

Jumlah JCH NTB yang diberangkatkan pada kloter pertama ada 455 orang. Termasuk lima orang petugas haji. Total keseluruhan JCH NTB, 4.906 orang terbagi dalam 11 kloter dan penerbangan yang mulai diberangkatkan 7 Juli hingga 20 Juli 2019.

Selain musim haji, musim anak sekolah juga turut mendongkrak penjualan alat-alat elektronik telekomunikasi. Gadget juga paling banyak dicari, di samping  jam tangan serupa ponsel yang harganya di atas Rp200 ribu. “Anak-anak yang nyari jam tangan yang lagi tren. Itu juga turut mendukung penjualan.,’’ akunya.

Secara keseluruhan, produk-produk elektronik yang ditawarkan di conter-conter penjualannya masih stabil kendati ekonomi belum stabil. Omzet penjualan dirasa masih stabil. Hanya saja,  jumlah kompetitor meningkat signifikan. “Ada penurunan di profit, susah, karena banyak kompetitor dan harga cukup bersaing,” demikian H. Ricky. (bul)