Maksimalkan Koordinasi Distribusikan Logistik

0

Tanjung (Suara NTB) – Hari kelima pascagempa 7,0 SR dalam masa tanggap darurat penanganan bencana di Lombok masih perlu dimaksimalkan. Sistem koordinasi belum terkoordinasi sehingga masih ada sektor kegiatan yang berjalan sendiri- sendiri.

Belum maksimalnya koordinasi itu diungkapkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Williem Rampangelei dalam rapat koordinasi multisektor, Jumat, 10 Agustus 2018.

Salah satu yang disorotnya terkait penanganan logistik. Antarinstansi belum berjalan seiring. ‘’Masih kerja sendiri-sendiri. Saya harap ini kita rapat untuk bekerja terkoordinasi dan harmonis,’’ kata Williem.

Dengan tegas ia meminta semua komponen yang terlibat dalam penanganan bencana tidak hanya semangat diawal. Setelah berlalu beberapa hari kemudian loyo. ‘’Jangan loyo, tapi di awal saja semangat. Hilangkan ego sektoral, hilangkan logo-logo itu kerjasamalah jadi satu kesatuan,’’ ujar purnawirawan perwira tinggi TNI  AL ini mengingatkan.

Hari kelima pascagempa, ia melihat Pemda sudah bekerja dengan  tanggap, cepat dan tepat.

Ada kegembiraan dilihatnya ketika nilai capital social masyarakat dan lembaga lainnya dengan menunjukkan kepedulian penuh pada korban gempa. Bencana menimbulkan masalah kompleks, butuh kerjasama semua komponen. Sehingga bencana menjadi urusan bersama.

Namun diingatkannya, semua kegiatan ini perlu dapat data dan informasi permasalahan di lapangan. Masalah kritis seperti evakuasi korban hidup dan meninggal harus disegerakan. Tim SAR yang masih menemukan timbunan- timbunan bangunan, harus jadi prioritas penanganan untuk menemukan korban.

Selain itu, fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK), air bersih, logistik dan peralatan harus segera terpenuhi. ‘’Rakor ini untuk harmonisasi kegiatan. Ingat, jangan sampai ada yang overlap, supaya maksimal. Lakukan kegiatan tanggap darurat ini secara cepat dan efektif,’’ tandasnya.

Hari- hari berikutnya ia meminta tim posko terpadu tidak perlu terlalu banyak rapat. Tapi lakukan langkah taktis, setiap hari temuan-temuan di lapangan, isu kritis dilaporkan ke Posko Satgas Penanggulangan Bencana yang dipimpin Danrem 162/WB Kol. CZI. Ahmad Rizal Ramdhani.

‘’Kendali ada di tangan Danrem, kami pos pendampingan nasional,’’ tandasnya.

Setidaknya beberapa hal krusial harus dilakukan untuk langkah tindakan Satgas adalah, tim  SAR terus melakukan pencarian dan upaya penyelamatan. ‘’Kalau kurang alat dan tenaga sampaikan, kita penuhi,’’ tegasnya.

Juga soal penanganan pengungsi. Ia mengutip penjelasan Presiden yang memerintahkan agar pengungsi tidak terlalu lama di tenda darurat.

Sementara rumah rusak didata dengan detail, diverifikasi, by name by address karena menyangkut dana stimulan yang akan diberikan pemerintah pusat.

‘’Bagaimana teknis pendataan agar uang itu bisa digunakan. Pemda Lombok Utara silakan atur caranya. Nanti pemerintah tetapkan Rp 50 juta untuk setiap rumah rusak berat,’’ paparnya.

Sementara Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Benny Soesatyo dalam penjelasan singkatnya mengingatkan, penempatan posko atau tenda darurat bantuan agar dilakukan secara hati-hati. Pertimbangkan penempatan lahan agar tidak jadi masalah kemudian hari.

‘’Ini mereka akan tinggal di tenda darurat dalam waktu lama. Jangan sampai jadi masalah. Lahan-lahan jangan sampai jadi masalah,’’ tandasnya.

Komandan Satgas Penanggulangan Bencana Danrem 162/WB Kol. CZI. Ahmad Rizal Ramdhani, memaparkan segala kekurangan yang muncul dalam kegiatan tanggap darurat itu terus diperbaiki. Saat ini posko tanggap darurat diperbanyak tidak saja oleh instansi pemerintah, TNI, Polri, juga LSM dan pengusaha.

Beberapa alat berat sudah mulai didatangkan untuk melengkapi, seperti excavator dan wheel loader. Bagaimana dengan pendataan pengungsi yang belum maksimal?

Diakui Danrem sistem koordinasi lapangan masih lemah akibat sulit menjangkau para pengungsi yang tercecer. Terutama masyarakat yang ada di bukit, tidak terkonsentrasi pada satu posko.

‘’Pendataan sedang berjalan, Babinsa Bhabinkamtibmas terus melakukan pendataan. Satu dua jari ke depan, pendataan bisa selesai,’’ tandasnya. (ars)