Banjir Bandang di Kempo Renggut Nyawa Seorang Nenek

0

Dompu (Suara NTB) – Banjir bandang kembali terjadi di Dompu dan merenggut nyawa seorang nenek di Dusun Rasabou Desa Taa Kempo. Dau Hima Porse (70) yang sedang menyusi di sungai Nae Kempo langsung diseret banjir yang datang secara tiba – tiba.

Setelah dilakukan pencarian, Dau Hima Porse ditemukan tidak bernyawa di muara sungai Nae pinggir laut Desa Soro Kecamatan Kempo.

Kapolsek Kempo, Iptu Yuliansyah kepada Suara NTB, Minggu, 12 November 2017 mengatakan, kematian Ina Dau murni musibah. Ia diseret banjir saat sedang mandi di sungai Nae Kempo bersama cucunya. Saat awal banjir, Ina Dau sempat diingatkan cucunya akan datang banjir. Tapi tidak dihiraukan dan tetap memilih untuk mandi sambil mencuci.

“Begitu terseret, tangannya sempat ditarik oleh cucunya, tapi tidak berhasil diselamatkan. Tubuhnya diseret banjir sampai ditemukan tidak bernyawa di pinggir laut Soro (muara sungai Nae),” kata Yuli

Jihan, salah seorang warga Kempo kepada Suara NTB, Sabtu, 11 November 2017  mengatakan, saat banjir bandang di sungai Nae, hujan tidak terlalu deras di wilayah Kempo.

Hal ini juga kemungkinan membuat Dau Hima Pose yang akrab disapa Ina Dau diseret banjir bandang saat sedang mandi dan mencuci pakaian di sungai, Sabtu siang. Karena banjirnya datang secara tiba – tiba dan menyeret tubuhnya.

“Mungkin karena hujan di Kempo ndak terlalu besar, sehingga tidak terlalu diperhatikan. Tapi memang di bagian atas (hulu sungai Nae daerah Taa dan Manggelewa), terlihat sangat pekat awan. Mungkin hujan besar, makanya banjirnya besar dan terkesan tiba – tiba,” katanya.

Warga  yang mengetahui kejadian ini langsung melakukan pencarian untuk menolong Ina Dau di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Nae, tapi hasilnya nihil. Namun upaya pencarian warga bersama aparat Polsek Kempo membuahkan hasil setelah sampai muara sungai pinggir laut Desa Soro Kecamatan Kempo, Sabtu sore.

Jasad Ina Dau langsung disemayamkan di rumah duka Dusun Rasabou sebelah Barat lapangan Seraala Kempo dan dimakamkan di pemakaman umum Desa Kempo, Minggu (12/11).

Insiden ini membuat heboh warga Kempo. Tapi kondisi ini sudah diperkirakan sebagai dampak kerusakan hutan di daerah hulu sungai Nae. Kawasan hutan yang selama ini dilindungi sebagai penyokong mata air warga Kempo juga terkena pembabatan oleh warga yang melakukan perladangan. Hal ini membuat banjir sangat rawan terjadi, kendati hujan tidak terlalu lebat.

Kepala BPBD Kabupaten Dompu, Drs Imran yang dikonfirmasi terkait hal ini, mengaku, belum mendapatkan informasi atas insiden terseretnya warga oleh banjir bandang di Kempo, Sabtu kemarin. Namun informasi ini akan ditindak lanjuti dengen mengunjungi rumah duka di Kempo. “Saya belum dapat kabar. Besok saya akan ke rumah duka,” akunya.

Imran mengaku, belakangan ini cuaca ekstrim rawan terjadi di wilayah Dompu. Sehingga warga pun diminta untuk tetap waspada akan adanya banjir bandang, angin puting beliung maupun tanah longsor. Bahkan angin puting beliung, Jumat (10/11) sore menyebabkan 7 rumah rusak berat dan 20-an rumah rusak ringan di Desa Oo.

“Kemarin (Sabtu-red), kami fokus pada pemberian bantuan untuk korban angin puting beliung di Oo,” terangnya. (ula)