Gubernur NTB Beberkan Dampak Kebijakan Naikkan TDL

0

Mataram (Suara NTB) – Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi alias TGB menegaskan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk pelanggan PLN berdaya 900 VA yang tergolong mampu, akan menimbulkan ancaman bagi masyarakat yang berada di ambang garis kemiskinan. Pada gilirannya, kebijakan ini juga akan memaksa pemerintah daerah berjuang lebih keras lagi untuk menurunkan angka kemiskinan.

Pendapat itu disampaikan TGB usai berbincang santai dengan wartawan di Mataram, Rabu, 3 Mei 2017 di Mataram.

TGB menyebutkan, saat ini ekonomi NTB masih diwarnai dengan adanya jumlah penduduk miskin sebesar 16,02 persen. Namun, TGB mengingatkan bahwa selain 16,02 persen penduduk yang dikatagorikan miskin itu, ada pula masyarakat yang tergolong hampir miskin. Jumlahnya tidaklah sedikit. Masyarakat dari golongan inilah yang menurut TGB akan terkena imbas dari kenaikan TDL ini.

“Kebijakan TDL itu menurut saya bukan akan besar dampaknya kepada kelas menengah tetapi kepada masyarakat yang hampir miskin itu. Yang, kalau ada satu atau dua komponen pengeluaran mereka itu lebih besar daripada yang mereka bayarkan, itu mereka bisa jatuh langsung menjadi masyarakat miskin,” ujar TGB.

Ia menilai, imbas ini selayaknya benar-benar dihitung oleh pemerintah. Dengan demikian, ketika TDL dinaikkan, perlu ada mekanisme kebijakan yang melindungi masyarakat yang menjadi korban langsung dari kebijakan tersebut. “Harus ada mekanisme kompensasi yang jelas dari pemerintah. Itu menurut saya.”

Sebagai pemimpin di daerah, TGB menegaskan pihaknya tidak berada dalam kapasitas untuk menolak kebijakan tersebut. Kewenangan untuk mengambil kebijakan ini, menurutnya sepenuhnya berada di tangan pemerintah yang kemudian diaplikasikan melalui PLN.

Hanya saja, ia mengingatkan pemerintah bahwa kebijakan semacam ini pada gilirannya memang akan memaksa pemerintah daerah untuk bekerja lebih keras lagi dalam menekan angka kemiskinan. “Memastikan supaya yang hampir miskin tidak jatuh menjadi miskin. Dan itu sedikit tidak pasti berpengaruh terhadap target penurunan kemiskinan kita. Maksudnya, kita mau nurunin nih, tapi ada faktor (kebijakan) yang membuatnya sulit turun. Ya kita harus lebih keras lagi berjuang,” pungkasnya. (aan)