Dompu (Suara NTB) – Momentum peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke 71 menghadirkan kebanggaan tersendiri bagi Kabupaten Dompu. Pada HUT Kemerdekaan RI tahun ini, karung gula pertama dari Gula Tambora Dompu selesai diproduksi dan diserahkan kepada pemerintah daerah (Pemda) Dompu. Karung gula pertama ini langsung ditandatangani Bupati Drs. H. Bambang M. Yasin dan Wakil Bupati Dompu, Arifuddin, SH sebagai tanda persetujuan atas pelabelannya.
Penyerahan Gula Tambora ini disampaikan perwakilan PT. Sukses Mantap Sejahtera (SMS) Dompu kepada Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin dan Wakil Bupati Dompu, Arifuddin, SH di Pendopo Bupati usai upacara pengibaran bendera merah putih, Rabu (17/8/2016) kemarin. Hadir dalam acara itu, Ketua DPRD Dompu, Yuliadin, S.Sos, Dandim 1614/Dompu, Letkol CZI Asep Rahmat Sukmana, SIP dan Kapolres Dompu, AKBP Jon Wesly Aryanto, SIK.
Bupati Dompu, Drs. H. Bambang M. Yasin kepada Suara NTB, mengungkapkan, kebanggaannya atas kesuksesan PT SMS melakukan uji coba produksi gula di pabrik Doropeti Kecamatan Pekat, Dompu. Gula ini merupakan hasil dari tebu tanamanan rakyat Dompu yang dibeli perusahaan dan diolah menjadi gula. ‘’Ini merupakan hadiah pada hari Kemerdekaan RI ke 71. Ini karung gula pertama dari Dompu untuk Indonesia,’’ katanya.
Selama ini, Indonesia masih mengimpor gula untuk kebutuhan dalam negeri. Gula Tambora Dompu ke depannya akan memenuhi kebutuhan gula dalam negeri, sehingga dapat menekan impor gula dan menambah devisa bagi negara. ‘’Ini merupakan sumbangsih Dompu untuk ibu pertiwi dalam rangka program swasembada gula nasional,’’ jelasnya.
Beroperasinya pabrik Gula Tambora akan menjadi daya ungkit bagi pertumbuhan ekonomi Dompu. Karena akan banyak uang yang bergerak di Dompu dan membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat, selain tenaga kerja di perusahaan sendiri. Seperti jasa transportasi, perdagangan, industri, perbengkelan, perumahan, rumah makan dan usaha lainnya.
‘’Inilah yang saya harapkan ke depan dan mulai terlihat hasilnya,’’ katanya.
Pemda Dompu juga terus mendorong agar terpenuhinya bahan baku tebu untuk pabrik gula. Karena pabrik gula ini memiliki kapasitas 8 ribu ton tebu per hari. Sehingga dibutuhkan luas tanaman tebu hingga 30 ribu hektar. Saat ini luas tanaman tebu milik perusahaan maupun tebu tanaman rakyat belum mencapai 10 ribu hetar.
Humas PT SMS, Masnil Mukhtar mengatakan, gula yang diserahkan kepada Pemda Dompu melalui Bupati dan Wakil Bupati Dompu merupakah hasil uji coba pabrik yang dilakukan PT.SMS. Pengarungan pertama gula Tambora diserahkan kepada bupati selaku kepala wilayah untuk melihat kualitas gula dan pengepakannya. ‘’Kita belum melakukan pemasaran. Kita serahkan dulu gula hasil produksinya kepada bupati dari hasil uji coba yang kita lakukan,’’ jelasnya.
Masnil mengaku, operasional pabrik sudah tidak ada kendala. Namun pihaknya masih terkendala tenaga kerja untuk penebang tebu dan alat angkut tebu ke perusahaan. Dari 2.000 tenaga kerja yang dibutuhkan, baru 400-an tenaga tebang yang berhasil direkrut. Sehingga ketersediaan bahan baku untuk kepentingan pabrik belum bisa mencukupi. ‘’Kebutuhan bahan baku tebu untuk operasional sebanyak 5 ribu ton per hari, tapi kita baru bisa penuhi hanya 10 persen. Kita jadinya belum bisa beroperasi secara kontinu,’’ katanya.
Ia juga mengungkapkan, saat ini ada 900 hektar lebih tanaman tebu rakyat yang siap panen. Sementara tebu perusahaan baru akan ditebang pada Oktober dan November 2016 mendatang. Sehingga perekrutan tenaga kerja untuk tenaga tebang terus dilakukan. (ula/*)